Friday, March 9, 2018

Jin Menurut Konsep Islam

Sebagai muslim kita wajib mengimani eksistensi hal ghaib, termasuk jin. Konsekuensi dari mengimani adalah mengilmui: mengerti, paham dengan fondasi yang kuat dari dalil Al-Qur'an dan Hadits. Vice versa. Untuk bisa mengimani dengan benar, harus mengerti ilmunya.

Bangsa jin itu sesungguhnya fenomena yang biasa saja, seperti halnya kita mengenal bangsa bule, bangsa sipit, bangsa negro. Kedudukannya adalah sebagai makhluk dan hamba Allah, hanya berbeda dunia. Mereka juga dikenakan kewajiban taklif seperti halnya kita manusia. Dalil: Adz-Dzariyat ayat 56.

Ketiadaan ilmu pada diri seorang muslim menimbulkan semacam ketakutan akan sosok jin, atau justru menafikan eksistensi jin. Ketidakmampuan kita mengindera sesuatu bukan berarti sesuatu itu tidak eksis. Dalil eksistensi jin: Al-Jin ayat 1, ayat 6, Al-Ahqaf ayat 29, Al-An'am ayat 130.

Jin atau al-jinnu diambil dari akar kata janana, yakni yang keadaannya tersembunyi. Sama dengan akar kata janin dan jannah, yang artinya tertutup dari indra manusia. Bangsa jin dapat melihat manusia, sebaliknya manusia tidak diberi kemampuan untuk melihat jin dalam bentuk aslinya. Dalil: Al-A'raf ayat 27 dan Fathul Bari hadits no. 2311.

Jin diciptakan dari api yang sangat panas. Allah ciptakan lebih dulu sebelum manusia pertama -Adam alayhissalam- eksis. Dalil: Al-Hijr ayat 27, Ar-Rahman ayat 15, Hadits riwayat Muslim no. 2966.

Seperti halnya manusia, jin memiliki mulut, mata, dan telinga. Mereka juga berbicara, tertawa dan menangis. Dalil: Al-A'raf ayat 179, Al-Isra' ayat 64. Di antara bangsa jin, ada yang beriman, kafir, atheis, agnostik. Dalil: Al-Jin ayat 11.

Jin juga makan dan minum. Makanan jin adalah tulang dan kotoran. Dalil: Hadits riwayat Bukhari no. 3860, riwayat Tirmidzi no. 18. Sedangkan makanan jin kafir adalah hewan sembelihan ataupun makanan yang tidak disebut nama Allah. Dalil: Hadits riwayat Muslim no. 2018.

Jin memiliki jasad dan ruh. Hanya saja jasad mereka memungkinkan mereka untuk berubah bentuk, bergerak dengan cepat, dan keistimewaan-keistimewaan lain yang Allah berikan. Jin memiliki ruh, artinya jin juga mengenal mati, atau dapat dibunuh. Setidaknya ada tiga kelompok jin: (1) yang memiliki sayap dan terbang di udara, (2) yang berbentuk ular dan kalajengking, (3) yang tidak menetap di suatu tempat, senantiasa berpindah-pindah. Dalil: Hadits dari Abu Tsa'labah radhiyallahu 'anhu dalam Ta'liq Al-Misykat oleh Syaikh Albani, hadits no. 4148.

Setiap manusia yang lahir ke dunia diiringi jin sebagai pengiring, yang disebut qarin. Dalil: Hadits riwayat Muslim no. 2814 dari Ibnu Mas'ud. Inilah yang seringkali disebut oleh para dukun atau paraabnormal sebagai khodam. Ada pula yang mengklaimnya sebagai peranakan jin dan malaikat. Sungguh para dukun itu penuh dengan kedustaan!

Qarin sebagai bangsa jin, berumur lebih panjang dari manusia. Maka saat seorang manusia meninggal, qarin-nya masih tetap hidup hingga umur yang dikehendaki Allah. Qarin inilah yang seringkali menampakkan diri menyaru sebagai orang yang meninggal. Orang awam menyebutnya arwah penasaran atau roh gentayangan. Padahal ruh orang yang meninggal sedang berada di alam barzakh.

Jin kafir atau setan memiliki rupa yang amat buruk. Dalam Al-Qur'an disebutkan kepala setan itu seperti tandan belum mekar dari pohon yang keluar dari dasar neraka. Dalil: Ash-Shafat ayat 64-65. Setan memiliki dua tanduk. Dalil: Hadits riwayat Bukhari no. 3273, riwayat Muslim no. 828.

Tempat tinggal jin muslim adalah di tempat-tempat yang bersih seperti masjid, bagian-bagian di dalam rumah, pohon, tanah lapang. Sedangkan jin kafir bertempat tinggal di tempat-tempat kotor atau najis seperti toilet, tempat sampah, kuburan, dan pasar; juga di rumah-rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya. Karenanya muslim diajarkan untuk berdoa semisal saat akan masuk dan keluar toilet, untuk menciptakan tabir saat berada di dalam toilet agar bangsa jin tidak dapat melihat aurat kita. Kita juga diajarkan untuk senantiasa menyebut nama Allah, semisal saat hendak membuang air panas sebagai perlindungan mana tahu air panas yang kita buang mungkin menyakiti atau bahkan membunuh makhluk yang tidak dapat kita lihat itu.

Jin dapat menyaru menyerupai manusia siapapun itu -kecuali menyerupai Rasulullah shallallahu alayhi wasallam- dan menampakkan diri di hadapan manusia untuk mengganggu. Bahkah Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam sendiri pernah diganggu jin saat beliau sedang shalat.
"Sesungguhnya setan menampakkan diri di hadapanku untuk memutus shalatku. Namun Allah memberikan kekuasaan kepadaku untuk menghadapinya. Maka aku pun membiarkannya. Sebenarnya aku ingin mengikatnya di sebuah tiang hingga kalian dapat menontonnya. Tapi aku teringat perkataan saudaraku Sulaiman ‘alayhissalam: "Ya Rabbi anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku". Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina.” (Hadits riwayat Bukhari no. 4808, riwayat Muslim no. 541)

Telah diriwayatkan dalam berbagai hadits shahih tentang jin yang menampakkan diri di hadapan manusia:
1. Setan bernama Khanzab menampakkan diri di hadapan Utsman bin Abil 'Ash (Hadits riwayat Muslim no. 2203).
2. Abu Ayyub Al-Anshari menangkap jin (Hadits riwayat Ahmad no. 22488).
3. Abu Hurairah memergoki jin yang menyerupai laki-laki sedang mencuri zakat fithrah selama 3 hari berturut-turut. Beliau hendak menangkapnya, namun si jin memohon agar dilepaskan dan sebagai gantinya si jin mengajarkan ayat kursi sebagai doa perlindungan dari gangguan setan (Hadits riwayat Bukhari no. 2311).
4. Ibnu Zubair memergoki jin bernama Izib dan memukulnya (Ahkam Al-Marjan hal. 224).
5. Iblis datang ke rumah Qusay bin Kilab di Darun Nadwah sebagai seorang laki-laki tua mengaku utusan dari Nejd dan ikut berunding dengan pemuka Quraisy dalam rencana pembunuhan Rasulullah shallallahu alayhi wasallam (Hadits riwayat Ahmad dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid II).
6. Iblis muncul dalam perang Badar sebagai sosok Suraqah bin Malik menyemangati kaum kafir Quraisy (Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim Jilid II halaman 73).
7. Setan menjelmakan dirinya sebagai anjing berwarna hitam legam dengan titik putih di atas matanya atau di keningnya, Rasulullah shallallahu alayhi wasallam memerintahkan untuk membunuhnya. Dalil: Hadits riwayat Muslim no. 1572.
8. Jin muslim menampakkan diri dalam wujud ular di sekitar Madinah. Dalil: Hadits riwayat Muslim no. 2236.

Ketika jin berada dalam wujud aslinya, kita tidak akan dapat melihat mereka, bahkan Rasulullah sekalipun. Dalil: Hadits riwayat Bukhari dari Ibnu Mas'ud tentang sekumpulan jin ikut mendengarkan bacaan Al-Qur'an di majelis Rasulullah namun beliau tidak mengetahuinya.
Jika Rasulullah saja tidak bisa melihat hal ghaib tanpa izin Allah, apatah lagi kita manusia biasa? Dalil: Al-Jin ayat 26-27.
Karena sesungguhnya kunci-kunci ghaib hanyalah milik Allah semata. Dalil: An-Naml ayat 65, Luqman ayat 34, As-Sajdah ayat 6, Al-Baqarah ayat 33.
Hanyalah jin bisa dilihat manusia karena memang jin tersebut menginginkannya, dengan menyaru atau menyerupai seseorang atau sesuatu. Dan jika jin sedang menyaru, maka setiap manusia bisa melihatnya, menangkapnya, memukulnya, bahkan membunuhnya.

Jin kafir atau setan yang mengganggu, tidak akan berdaya menghadapi hamba Allah yang sholeh dan ikhlas. Dalil: Al-Isra' ayat 65.
Bahkan jin kafir atau setan takut kepada sebagian hamba Allah yang imannya benar dan ikhlas, semisal pada Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar bin Al Khaththab: “Sesungguhnya setan takut kepadamu, wahai Umar”. (Hadits riwayat Tirmidzi no. 2913)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda tentang Umar: “Sesungguhnya aku telah benar-benar melihat bahwa setan dari kalangan jin dan manusia benar-benar lari dari Umar”. (Hadits riwayat Tirmidzi no. 2914)

No comments:

Post a Comment