Thursday, November 27, 2014

Tergelincir Sepatu Atau Gelar

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
.
 TERGELINCIR SEPATU KAYU ATAU GELAR


لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ

Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit, atau populer disebut Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan seorang anak kecil yang tampak berjalan mengenakan sepatu kayu.

”Hati-hati, Nak, dengan sepatu kayumu itu. Jangan sampai kau tergelincir,” sang imam menasehati. Bocah miskin ini pun tersenyum, menyambut perhatian pendiri mazhab Hanafi ini dengan ucapan terima kasih.

”Bolehkah saya tahu namamu, Tuan?” tanya si bocah.
”Nu’man.” jawab sang Imam.

"Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-imam al-a‘zham (imam agung) itu?” lanjut si bocah.

”Bukan aku yang menyematkan gelar itu. Masyarakatlah yang berprasangka baik dan menyematkan gelar itu kepadaku.” jawab Imam Hanafi

"Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka gara-gara dia. Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke kubangan api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya.”

Ulama besar yang di ikuti banyak umat Islam itupun tersungkur menangis. Imam Hanafi bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah.

Seringkali manusia mewaspadai sesuatu yang dampak buruknya kecil tapi mengejar sesuatu yang tanpa sadar dampak buruknya lebih besar baginya. Berhati2lah dalam melangkah karena kulit pisang tidaklah menggelincirkan banyak orang dibandingkan jabatan, pujian dan lisan.

No comments:

Post a Comment